Feature Updates
Masa Depan Transportasi Lewat Kendaraan Listrik
- May 7, 2019
- Category: News
Transportasi adalah sektor vital dalam kehidupan masyarakat. Transportasi tidak hanya penting untuk aktifitas dan perpindahan warga, tetapi juga distribusi serta pemerataan barang dan jasa. Tantangan transportasi juga semakin meningkat, seperti kemacetan, krisis energi, dan resiko keselamatan berkendara. USAID Indonesia melalui Sustainable Higher Education Research Alliances (SHERA) mendukung kolaborasi penelitian Indonesia dan Amerika Serikat dalam mencari solusi dalam permasalahan ini.
SHERA bekerja sama dengan National Center for sustainable Transportation Technology (NCSTT) yang terdiri dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro, Universitas Sriwijawa, Universitas Lambung Mangkurat, Institut Teknologi Kalimantan, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sam Ratulangi, dan Massachusetts Institute of Technology. NCSTT melalui dua penelitinya Dr. Eng. Bentang Arief Budiman dan Dr. Annisa Jusuf memaparkan berbagai solusi permasalahan transportasi yang telah mereka kaji dalam talk show USAID SHERA “Transportation Technologi: Solution for Mobility in Indonesia” pada 30 April 2019 di @america, Pacific Place.
Dr. Bentang menjelaskan pentingnya memiliki teknologi transportasi yang berkelanjutan. Dengan meningkatnya kebutuhkan akan kendaraan berbahan bakar fosil, maka dibituhkan terobasan baru untuk menanggulangi perubahan ini. “Tidak ada yang dapat menahan laju revolusi transportasi terutama di perkotaan,” ujarnya. Kendaraan berbasis listrik diharapkan bisa menjadi solusi transportasi terutama di kota-kota besar. NCSTT saat ini mengembangkan kendaraan listrik seperti “electric trike”, “electric bus”, dan ikut serta dalam pengembangan “light rapid transit”. Pengembangannya dilakukan dengan sistem virtual yang memanfaatkan system komputasi dan simulasi yang akan menjadi tren di masa depan.
Dr. Annisa menjelaskan permasalahan transportasi dengan kacamata keselamatan berkendara. Dalam penelitian NCSTT, keselamatan berkendara merupakan yang utama. Kendaraan yang baik adalah yang mampu menyerap energi saat benturan dan menghindarkan penumpangnya dari kecelakaan fatal. “Kendaraan kita dirancang untuk ringsek,” jelas Dr. Annisa. Mobil yang “ringsek” saat kecelakaan adalah tanda ia menyerap energi untuk melindungi pengendara dan penumpangnya. Ia juga menjelaskan data kecelakaan di Indonesia. Dalam penelitian yang ia lakukan pada 2017, kecelakaan transportasi di Indonesia terbanyak dialami oleh sepeda motor yang mencapai 110.000 kasus. Penyebabnya adalah volume kendaraan bermotor yang sangat tinggi dan perliku berkendara yang tidak aman. Dr. Annisa menjelaskan setidaknya ada 8 kebiasaan pengendara motor di Indonesia, yaitu tidak mengurangi kecepatan saat lampu kuning, berkendara melawan arus, tidak berada di jalur kiri sebelum belok ke kiri, tidak menghentikan kendaraan di tempat penyebrangan, berhenti di bahu jalan, berkendara dengan kecepatan tinggi, berkendara saat lelah, dan pengemudi yang tidak fokus.
NCSTT juga berkolaborasi dengan PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta) dalam pengembangan bus listrik. Transjakarta yang diwakili Direktur Operasional, Daud Joseph, juga menjelaskan pentingnya transportasi public yang dapat mengakomodir kebutuhkan masyarakat. “Warga negara berhak atas transportasi yang aman, nyaman, dan terjangkau,” tukasnya. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan mobilitas warga, Transjakarta berinovasi dan berkolaborasi dengan NCSTT untuk mengembangkan bus listrik yang dapat digunakan secara umum. Bus ini ditargetkan selesai dan dapat diuji coba pada November 2019.